Sabtu, 27 September 2008

dia termangu menatap monitor. matanya yang hitam kosong, oh tidak! tidak kosong! ada kesdihan yang samar disana. bergulat dalam batinnya, mencakar cakar dinding hatinya. rambutnya acak2an, menandakan sudah lama ia tak berkaca. ia melirik ke sudut monitor. dan kesedihannya memuncak. bulir bening air mata mengalir dari sudut matanya. desah tangis mulai terdengar.
" kenapa? kenapa dengan ketidak peduliannya? kenapa aku harus sedih akan ketidak peduliannya? dia bukanlah seseorang yang kudamba, tapi ketidak peduliannya mengiris hatiku, mematikan jiwaku."

ia menutup muka dengan kedua tangannya, menarik narik rambutnya. ia benci akan kesedihannya, dia benci akan tangisannya. dia benci dirinya saat ini.